By: Erika Ebener
Pecah kepala saya!! Saya tidak tahu apakah saya harus senang
atau harus kesal. Yang pasti, sebagai rakyat biasa, jantung ini tidak
henti-hentinya berdetak kencang setiap kali mengikuti kelakuan Jokowi.
“Pak Jokowi, Bapak ini seorang PRESIDEN!!! Saya ulang pak,
Pre-si-den. Tapi Bapak sering lupa diri dengan jabatan bapak sendiri. Iya okey,
bapak memang datang dari kalangan rakyat biasa, tapi sadarlah pak…. Bapak ini
orang nomor 1 di Indonesia. Dan Indonesia hanya punya 1 orang seperti bapak.
Kok bapak bisa sih tidak takut menginap dihotel kelas melati dalam kunjungan
kerja ke Sumatra Barat???”
Saya mengumpulkan jempol semua mahluk yang ada di rumah
saya, 16 kucing 1 anjing, anak dan saya, ditambah jempol dari 10 karyawan saya,
untuk saya berikan pada keberanian Pak Jokowi dan saya masih saja merasa
seluruh jempol yang saya pinjam masih belum cukup untuk diberikan pada Pak
Jokowi.
Ya, gebrakan yang Presiden Jokowi lakukan kali ini adalah
keberanian dia menginap di hotel berkelas melati di Padang Sumatra Barat. Dia
menyewa 23 kamar dari 39 kamar yang ada. Kamar yang ditempati Presiden sendiri
adalah kamar VIP bertarif Rp 400 ribu per malam.
Ha ha ha…. VIP loh Rp 400.000 per malam!! Paspampres, tariff
kamarnya berapa???? Saya tidak akan kaget kalau paspampres juga menginap di
kamar VIP pula.
Padahal sebelumnya, Bupati Dharmasraya, Sultan Riska Tuanku
kerajaan, menawarkan Presiden untuk menginap di rumah dinas, namun presiden
lebih memilih untuk menginap di hotel murah, Hotel Jakarta Indah, yang berada
di pinggir jalan lintas Sumatra yang persis berada di depan PASAR Pulau
Punjung.
Itu Hotel benar-benar di depan Pasar Tradisional, loh!!
Saya tertawa melihat videonya, ketika Pak Presiden keluar,
mereka langsung menyerbu untuk meminta salaman atau selfie seperti biasa.
Sesekali Pak Jokowi terlihat melemparkan hadiah kecil untuk rakyatnya.
Banyak sekali emak-emak berkerumun di depan pintu hotel
menunggu Pak Presiden keluar. Sepertinya mereka para pedagang dan pengunjung
pasar Pulau Punjung. Sementara Paspampres dan petugas keamanan terlihat tegang
menjaga pengamanan lingkungan.
Lalu ada gerombolan anak-anak sekolah dan guru-gurunya
membawa bendera merah putih datang di depan hotel. Pak Jokowi datang ke mereka
untuk menyapa beberapa saat sebelum dia harus segera meninggalkan hotel. Dan
tiba-tiba terdengar paspampres bilang dengan sopan, “Maaf mobil mau lewat”.
Jujur, saya tidak bisa membayangkan perasaan penduduk
sekitar atau pedagang di pasar Pulau Punjung mengetahui Presiden mereka, yang
selama ini hanya terlihat di layar kaca, tiba-tiba berada begitu dekat dengan
mereka.
Saya saja yang beberapa kali berpapasan dengan mobil Pak
Jokowi, baru papasan di dalam mobil, tangan ini sudah merinding, sudah senang
dan sudah merasa sangat dekat dengan beliau. Itu baru papasan mobil dengan
mobil loh dan kecepatan kedua mobil kita dia sekitar 60 kilometer per jam!
Apalagi kalau seperti masyarakat Pulau Punjung, saya bisa histeris seketika.
Saya jadi bertanya, jangan-jangan Pak Jokowi ini sedang
mengerjai Paspampres dan seluruh pejabat yang ikut serta dalam rombongan???
Kalau iya, wah gokil habis presiden kita ini.
Area parkiran yang ada di depan hotel yang lantai bawahnya
juga merupakan pertokoan kecil, terlihat sangat kontras sekali dengan mobil
sedan berplat nomor RI 1 nangkring hanya 1 meter di depan pintu hotel. Dan
berderet mobil-mobil lain yang membawa rombongan juga berjejer motor-motor
patroli kepolisian.
Semoga pihak hotel mengabadikan setiap sudut halaman dan
ruangan serta kamar dimana Presiden Indonesia ketujuh ini menginap karena
kejadian seperti ini bisa dibilang super langka terjadi di Indonesia ini dan
mungkin tidak akan terulang kembali.
Keterlaluan! Sungguh-sungguh ke-ter-la-lu-an! Pak Jokowi
sudah keterlaluan mencontohkan sikap sederhana dia pada seluruh rakyat
Indonesia. Tapi itulah Presiden kita. Tak pernah sekalipun dia meminta apalagi
mewajibkan bawahannya untuk mengikuti apa yang dia lakukan.
Bagi Jokowi yang memang seorang terlahir dari kalangan
rakyat biasa, menginap di hotel kelas melati bukan hal yang luar biasa. Mungkin
kalau untuk bapak Jusuf Kalla yang karena memang dia datang dari kalangan
pengusaha besar, selalu berada di zona nyaman, ditambah usia yang sudah tua,
menginap di hotel murah akan membuat dirinya merasa gerah.
Presiden Joko Widodo yang terkenal piawai membangun
komunikasi lewat makan siang, sepertinya sedang menyampaikan pesan kepada
pihak-pihak yang sekarang sedang merasa senang karena aksi kartu kuning Ketua
BEM UI kemaren.
Sikap dan tindakan yang diambil Presiden Jokowi selama
kunjungan di Padang, Sumatra Barat, seperti menguatkan pernyataan Adian
Napitupulu di acara Mata Najwa tenang berbaur dengan rakyat, mencium aroma
tubuh rakyat, mencium keringat rakyat agar, memahami penderitaan rakyat, agar
bisa menjadi pemimpin yang benar-benar lahir dari Rahim rakyat.
Apa? Apa Pak Fadli Zon? Anda akan mengatakan “Ah, ini
lagi-lagi pencitraan?!”
Yo ben! Yang jelas, Fadli Zon apalagi Prabowo, tidak akan
mungkin MAU menginap di hotel berkelas melati seperti Pak Jokowi. Weeew !!!!
(pake emoticon yang menjulurkan lidahnya keluar)